Wednesday, October 13, 2021

Ketimpangan Sosial

 Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak asasi, sarana saluran politik, dan lain-lain.

Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Pengertian ketimpangan sosial menurut para ahli sebagai berikut :

a. Menurut Andrinof A. Chaniago; ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial

b. Menurut Budi Winarno; ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat.

c. Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker; ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi dalam proses pembangunan. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu ketidakadilan yang dirasakan masyarakat  dalam status dan kedudukan. Hal yang paling mencolok adalah ketimpangan di bidang ekonomi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ketimpangan sosial,  yaitu: 

a. Faktor internal 

Faktor ini berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas diri seseorang adalah salah satu faktor internal. Ketimpangan sosial ini bisa muncul karena kemiskinan yang mengekang masyarakat. Mental dan beban psikis seperti minder, malas, tidak ada tujuan hidup membuat seseorang berada dalam level bawah dalam tatanan masyarakat dan beresiko memperdalam jurang ketimpangan di masyarakat.

b. Faktor eksternal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan hukum negara yang mengekang masyarakat sehingga mereka kesusahan dalam mengembangkan dirinya. Ketimpangan sosial ini bisa memicu adanya gejala kemiskinan secara struktural. Hal yang kentara adalah perbedaan pelayanan sosial antara kelas atas dan kelas bawah sehingga terjadi ketimpangan.


Selain faktor di atas ketimpangan sosial juga dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi, kondisi kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, perbedaan status sosial masyarakat, dan letak geografis.

Ketimpangan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor :

a. Kondisi Demografis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Kondisi demografis antara masyarakat satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan persebaran penduduk.

b. Kondisi Pendidikan. Pendidikan merupakan social elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif, yang merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan merupakan kunci  pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia. Ada perbedaan mencolok dalam pendidikan yang ada di daerah terpencil dan kota, seperti: anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi meskipun fasilitas kurang. Sedangkan anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang. Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, dan mutu pendidikan.

c. Kondisi Ekonomi. Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial. Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata. Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Terlihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang tertinggal. Munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi. Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya.

d. Kondisi Kesehatan. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain, sehingga bisa mengakibatkan ketimpangan.

e. Kemiskinan. Kemiskinan juga dianggap sebagai salah satu penyebab ketimpangan sosial secara teoritis. Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kurangnya kemampuan, mutu pendidikan, dan sifat malas yang melekat di diri masyarakat adalah beberapa contoh dari faktor internal. Sementara itu birokrasi atau peraturan yang diterapkan oleh instansi perusahaan atau negara merupakan faktor eksternal penyebab kemiskinan. Faktor eksternal bukan hanya menyebabkan kemiskinan kepada satu orang saja, namun juga menyebabkan kemiskinan struktural yang menyebabkan hampir seluruh masyarakat mengalami kemiskinan.

f. Kurangnya Lapangan Pekerjaan. Kurangnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat mengalami ketimpangan atau kesenjangan sosial. Kesenjangan antara masyarakat tenaga kerja dan penganguran menjadi semakin besar karena lapangan pekerjaan semakin sempit. Apabila upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran tidak dilakukan, maka para pengangguran ini akan merasa terdiskriminasi dan ketimpangan sosial pun semakin sulit diatasi.

g. Perbedaan status sosial masyarakat. Perbedaan ini terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial yang terbentuk berdasarkan kualitas pribadi, baik itu kesehatan, pendidikan, ataupun kekayaan. Ketimpangan sosial ini merupakan ketimpangan yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Ketimpangan ini bisa dilihat adanya perbedaan status sosial antara orang kaya dengan orang miskin. Penguasa dengan rakyat, atau sarjana dengan lulusan SD.

h. Letak geografis. Pengaruh letak geografis ternyata berpengaruh terhadap ketimpangan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya sangat banyak. Sayangnya pulau-pulau ini tidak bisa dikelola dengan baik, sehingga ketimpangan sosial pun akhirnya terjadi. Pulau-pulau kecil yang tidak tertangani pemerintah akhirnya malah tertinggal dengan pulau-pulau besar seperti jawa, Sumatera dan pulau besar lainnya.

i. Stratifikasi sosial; sistem stratifikasi yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya ketimpangan sosial adalah sistem stratifikasi tertutup yang tidak memberi peluang kepada anggota strata tertentu untuk berpindah ke strata lain. Selain itu pada masyarakat yang menganut sistem kelas sosial, status orang ditentukan oleh keahlian yang dimiliknya. ini merupakan gambaran masyarakat yang demokratis namun kenyataannya ketimpangan sosial tetap ada. Hal tersebut dikarenakan akses yang dimiliki setiap kelas sosial berbeda.

j. Sikap prejudice; sikap prejudice adalah sikap berdasarkan pada generalisasi yang tidak berdasarkan realitas dan cenderung subjektif. Sikap prejudice bisa diarahkan pada kelompok orang dari kelas sosial, jenis kelamin, umur, partai politik, ras, atau suku tertentu. Sikap prejudice dapat menjurus pada sikap stereotip yaitu sikap mengkategorikan kelompok tertentu berdasarkan perasaan suka dan tidak suka, sikap prejudice juga bisa menjurus kepada sikap rasisme. 

k. Diskriminasi; diskriminasi juga menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi munculnya ketimpangan sosial di masyarakat. Adapun ketimpangan ini bermuara dari adanya ketidakadilan. Ketimpangan sosial yang terjadi dimasyarakat apabila disebabkan oleh faktor ketidakadilan dalam pendistribusian hasil pembangunan maka akan menimbulkan rasa tidak puas terhadap pemerintah/pihak pengusaha swasta yang dapat memicu adanya berbagai bentuk gerakan sosial seperti demonstrasi dan pergolakan daerah. 


0 comments:

Post a Comment